Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Beach oh Beach

Gambar
Halo! Happy SATNITE, lagi. Kurang gede? Oke. SELAMAT MALAM MINGGUUUUU! Hari ini, tepat seharian, akhirnya aku bisa liat pantai, lagiiiii. Ikikiw, seneeeng! [Kok lebay? Masalah?]. Dan, senengnya lagi, ke pantainya bukan sama temen yang itu-itu terus HEHE. Kali ini, sama........ temen alumni SD! Hehe. Jarang-jarang kan, tuh:)))))). Ya lumayan lah, buat ngilangin rasa kangen. Walaupun gak sedikit dari mereka yang masih sering liat juga, entah di jalan, di sekolah, disana, dan disini, tapi, kalau untuk main kan jaraaaang, xoxo. O.K! Beberapa hari sebelum acara ini, emang udah direncanain (matang-matang). Yap. Awalnya emang banyak yang (mau) ikut, tapi ya tapi akhirnya..... cuma 19 anak yang ikut! OK, no problem, deh. Kumpul sekitar jam 7 pagi, dan berangkat setengah 8. Ya tapi... tau sendiri laaaaah, orang Indonesia itu, NGARET! Akhirnya berangkat baru setengah 9. Dan itu dikarenakan NUNGGU anak-anak cowok yang amat sangat telat sekali banget! Apa emang takdir, ya, cewek selalu bisanya...

Dalam Diam

Hari ini seperti biasa mentari kembali ke peraduannya di ufuk barat. Anak kecil yang sebelumnya berlarian di jalanan sekarang kembali ke rumahnya. Televisi yang sebelumnya dinyalakan terang, sekarang berubah layar menjadi hitam gelap. Gorden-gorden mulai dibentangkan disetiap jendela maupun pintu. Lampu-lampu mulai mengeluarkan cahayanya yang berbeda setiap watt. Dan warna langit berubah menjadi perpaduan antara ungu dan jingga, ini yang sudah lama untuk aku nantikan setelah beberapa hari warna ini tak muncul lantaran hujan. Disaat perpaduan warna tersebut mulai masuk ke ruangan rumah bagian barat melalui celah-celah lubang maupun ventilasi yang ada. Disaat itulah aku mulai memikirkanmu dalam sunyi. Aku mulai mengingatmu dalam gelap. Mengharapkanmu dalam semu. Dan ketika corak warna antara ungu dan jingga mulai pudar, berubah menjadi hitam pekat. Disaat itulah aku mulai menyayangimu dalam remang dan mencintaimu dalam diam. Senin, 13 Mei 2013 10:35 AM Dengan ide ya...

Your Secret Admirer

Dear, subjek terindah di mataku. Akhir-akhir ini, aku memang sedang semangat-semangatnya dan senang-senangnya pergi ke sekolah. Bukan semangat dan senang untuk mengerjakan tugas atau mengikuti ulangan, tapi untuk... Untuk memandangmu, yang akhir-akhir ini menjadi subjek paling indah di mataku. Walaupun aku tidak bisa selalu memandangmu langsung secara puas dan kamu tidak mengetahui akan pandanganku. Tapi, tak jarang, pandangan kita bertemu sama lain. Dan itu membuat aku... salah tingkah. Apa yang bisa aku lakukan saat kita bertemu pandang? Ahaaa, iya, aku hanya bisa memalingkan wajahku atau mungkin mempura-purakan pandanganku ke objek yang lain. Setelah memandangmu, tepatnya lewat celah-celah mereka yang menghalangimu, aku merasa... bingung. Kenapa? Apa yang aneh dengan kamu? Atau aku sendiri yang aneh? Aku tidak tau, mengapa aku akhir-akhir ini sangat hobi memandangmu. Bahkan setelah aku memandangmu aku senyam senyum sendiri. Uhm... Iya, benar, ini aku yang aneh. Sepertinya ak...

There's a HERO

Sebuat saja dengan, ia. Anak kecil baru beranjak usia sekitar 5 tahun. Ia memandang poster seorang laki-laki tepatnya seperti siluet yang hanya berwarna hitam pada subjeknya dan putih di latar belakangnya, terpampang dengan wajah tegas dan mengenakan blangkon di kepalanya, yang berada di dinding kelasnya. “Itu gambar siapa bu Guru?” tanya ia sambil menunjuk jari telunjuknya ke poster yang mirip siluet itu. “Oh, itu gambar pahlawan, sayang.” jawab gurunya. “Pahlawan itu apa?” tanya ia dengan wajah polos. “Pahlawan itu orang yang sudah berjasa untuk Negara kita yaitu Indonesia, sayang. Dengan seluruh kekuatannya mereka membela Negara kita sampai akhirnya merdeka.” jelas si ibu guru itu. “Oh, begitu ya, bu.” ucapnya masih dengan wajah polos. *** Ia duduk di lantai dengan tangan yang berada di atas meja depan badannya sepertinya menulis sesuatu, sembari menemani kakaknya yang sedang menyiapkan makan siang untuk dirinya sendiri dan ia. Pahlawan, ya, ia menulis satu kata,...

Buronan?!

  Kepada                  : Buronan (ku) CC                         : - Judul                      : Dicari! Seorang Buronan! Aku bingung harus mulai dari mana. Sama seperti bingungnya aku tentang kamu . Iya, tentang kamu yang dulu pernah menjadi moodbooster aku. Ketika kamu masih sering muncul di inbox aku dengan conversation yang cukup banyak. Dan kamu tau? Membaca conversation yang cukup banyak itu membuat aku senyam-senyum sendiri. Melupakan sejenak keluh kesah yang ada di pikiranku. Ketika kamu masih sering becanda dan mengabariku tentang keadaanmu, ya, walaupun hanya lewat text tapi itupun sudah membuat hari-hariku yang kelam berubah menjadi…. Ah, iya, indah. ...

Selamat, ya!

"Selamat, ya. Semoga lancar dan baik-baik saja." Kalimat ini sepertinya hanya tertahan sampai hati. Tak mampu keluar hingga mulut. Lagi pula, kalaupun kalimat ini keluar, untuk siapa? Untuk 'kamu' yang baru saja menentukan pilihanmu 'lagi' sekarang? Untuk 'kamu' yang lebih memilih 'dia' yang mencintaimu baru mencapai titik kuncup? Untuk 'kamu' yang sama sekali tidak tau atau memilih untuk pura-pura tidak tau bahwa ada aku disini, yang sudah mencintaimu hingga 'batas' kekuntuman? Mendengar kamu telah 'bersatu' menentukan pilihanmu 'lagi', aku merasa.... bukan, bukan cemburu ataupun iri. Sama sekali. Karena aku sudah konsisten menentukan pilihanku untuk 'move on' dari kamu. Sedikit demi sedikit aku mulai bisa dan terbiasa. Aku hanya 'heran' kepadamu. Apa kamu yakin, untuk kali ini kamu 'kembali' memutuskan untuk menyambar cintanya 'ia' yang baru mengenalimu ibarat 'sebatas pis...
Tulislah apapun itu, agar kamu merasa selalu ada.