Di Perjalanan Kereta

Aku duduk sendiri di antara banyaknya bangku kereta yang kosong. Memandang jendela yang tampak gelap hanya kerlipan lampu sesaat ketika kereta melaju melewati bangunan di samping kanan kirinya. Hari ini cukup melelahkan dan mendebarkan. Bagaimana tidak, setelah salah melihat jadwal kereta dan akhirnya buru-buru untuk mengepak barang-barang yang akan aku bawa, alhasil sampai di tengah perjalanan menuju stasiun ada dokumen penting yang tertinggal. Mau tidak mau harus putar balik dan mengikhlaskan kereta untuk berangkat duluan lalu memesan tiket yang baru lagi. Ya, sudah, lah, tak apa.

Malam ini adalah ketiga kalinya aku naik kereta malam dengan tujuan ke ibukota dalam kurun waktu 10 hari terakhir. Bukan untuk berlibur melainkan untuk mencari rezeki, capek memang ditambah drama disetiap akan keberangkatannya. Padahal rencana aku ingin rehat sejenak dari dunia kerja yang ternyata melelahkan juga terutama dalam kurun waktu sebulan terakhir ini. Ingin melepas penat dan kangen di rumah paling tidak sebulan. Tetapi lagi-lagi kita hanya bisa berencana, sedangkan Allah sudah menentukan rencana-Nya sendiri yang pastinya lebih baik.

Tidak terasa di perjalanan awal diiringi dengan air mata yang belum kunjung berhenti. Dari banyaknya drama yang terjadi hari ini, ditambah harus kembali pergi untuk merantau, padahal sudah 5 tahun lebih hidupku ada di perantauan. Tetapi entahlah, jauh di lubuk hatiku sendiri menginginkan untuk hidup dekat dengan orang tua dan keluarga saja. Lelah rasanya merantau.


Foto kereta Gaya Baru Malam Selatan


Sekian dulu ceritaku malam ini, hanya ingin mengutarakan apa yang sedang aku rasakan sekarang karena aku tidak tau harus cerita ke siapa, untung aku ingat punya blog ini. Sekarang aku akan berusaha untuk tidur karena sudah ngantuk, ya, walaupun dikursi dengan sudut 90 derajat sampai nanti tiba pukul 01.32 di hari esoknya.



Selasa malam, 4 hari menuju 2022. 

Dalam perjalanan kereta yang lengang menuju tujuan akhir Pasarsenen.

Komentar

Tulislah apapun itu, agar kamu merasa selalu ada.